Selasa, 09 Agustus 2011

WASPADAI PENCAIRAN ES

PENGERTIAN DAN PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL
Apa yang dimaksud dengan pemanasan Global?
Dalam mendefinisikan arti dari pemanasan global para ahli berpendapat bahwa pemanasan global adalah peningkatan suhu bumi hal ini terjadi karena terperangkapnya panas matahari di dalam atmosfer bumi. Hal itu disebabkan oleh makin banyaknya jumlah berbagai gas rumah kaca (greenhouse gases). Di antaranya termasuk karbon dioksida yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor dan industri.


Ditinjau dari kejadiannya pemanasan global merupakan kejadian yang diakibatkan oleh meningkatnya temperature rata-rata pada lapisan atmosfer, meningkatnya temperature pada air laut dan meningkatnya temperatur pada daratan.
Apa gejala yang ditimbulkan dari pemanasan global?
  1. Pergantian musim yang tak dapat diprediksi
  2. Hujan badai yang sering terjadi
  3. Sering terjadi angin putting beliung
  4. Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan
  5. Penyakit mewabah di banyak tempat
  6. Terumbu karang memutih

Apa penyebabnya?
Banyak ahli berpendapat aktivitas manusia adalah hal utama penyebab terjadinya global warming. Aktivitas pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik, dan industry. Kemudian pembakaran minyak bui pada kendaraan bermotor, pembakaran gas alam untuk keperluan memasak. Akibat dari proses pembakaran tersebut karbon dioksida dan gas-gas lainnya terlepas ke atmosfer. Gas-gas tersebut disebut gas rumah kaca.
Semakin banyak maka akan semakin kuat juga menjadi insulator yang menyekat panas dari sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi. Diperkirakan proses menghangat dan mendinginnya bumi ini telah saling berganti-ganti kurang lebih selama 4 milyar tahun.
Temperatur bumi dari tahun ke tahun temperature bumi mengalami peningkatan rata-rata 0,6 derajat Celcius, bahkan bisa lebih tinggi hingga 1,4 -5,8 derajat Celcius.
A. Pencemaran udara
pencemaran udara disebabkan oleh banyak faktor:

  1. Kegiatan manusia, segala aktivitas manusia pada masa ini sulit terlepas dari bahan bakar minyak bumi yang notabenenya merupakan penyebab timbulnya gas rumah kaca. Aktivitas ini dapat dilihat dari kegiatan transportasi, industri dan pembakaran (perapian, kompor, furnace, insenator dengan berbagai jenis bahan bakar)
  2. Sumber alami, hal ini disebabkan oleh feomena alam seperti meletusnya gunung berapi, kebakaran hutan dan nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.
  3. Sumber lainnya yang dihasilkan dari transportasi amonia, kebocoran tangki klor, timbulnya gas metana dari tempat pembuangan sampah dan juga uap pelarut organik.
GAMBARAN GREENLAND
Greenland adalah sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar berkilo-kilometer persegi salju atau es. Greenland ini juga merupakan salah satu penyimpan es terbesar di bumi setelah antartika. Menurut riset para ilmuwan, Greenland terkena imbas dari pemanasan global, yaitu mencairnya permukaan es di Greenland. Para ilmuwan memperkirakan jika es di Greenland terus mencair maka permukaan laut akan naik dan dapat membanjiri daerah pesisir pantai. Jika itu terjadi, maka orang-orang yang biasa tinggal di tepi pantai harus mengungsi untuk mendapat rumah baru.
 
Antartika dikhawatirkan mencair
seluruhnya karena Global
Warming.
Bagaimanakah pencairan es di Greenland bisa terjadi? Pencairan es di Greenland sebenarnya wajar terjadinya, tetapi diimbangi oleh pembentukan di puncak gletser yang merupakan sumber es. tetapi karena pemanasan global, gletser yang mencair jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang terbentuk. Itulah yang menyebabkan es atau gletser di Greenland semakin sedikit.
Proses pencairan es di Greenland diawali oleh pecahnya balok-balok es raksasa di Greenland. Greenland dapat terpecah-pecah karena sifat air yang membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada permukaan gletser di Greenland, terdapat celah-celah yang mencapai dasar gletser. Es yang mencair akan menjadi air dan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk ke celah-celah ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang lebih besar daripada saat bentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es disekitarnya dan membuat gletser di Greenland pecah.
Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini karena untuk menghentikan pencairan ini, maka harus menghentikan pemanasan global. Untuk itu dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian terutama dari negara-negara maju.
Selain di Greenland, Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global. Proses pencairan es di Antartika berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan antartika merupakan es tidak seperti di Greenland. Hal ini menyebabkan bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat.
Di Greenland, gletser berada di atas permukaan padat, tetapi di antartika es langsung berada di atas air. Es yang berada di atas air mengalami gerakan yang lebih cepat dibandingkan es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor yang menyebabkan es pecah. Jika es di antartika pecah, maka balok es raksasa akan terapung di laut dan mengalami pencairan lebih cepat karena volumenya lebih kecil.

Pencairan es di kutub utara tahun ini sangat cepat, mendekati rekor tertinggi yang terjadi pada tahun 2007. Demikian hasil pengamatan Roshydromet, lembaga lingkungan hidup dari Rusia.
Dilaporkan pada Kamis (4/8/2011), jumlah wilayah yang tertutup es sudah berkurang 50 persen dari rata-rata. Jumlah es saat ini sekitar 2 juta kilometer persegi, di bawah rata-rata dari 1979 sampai 2000.
Luas es yang terukur bahkan jauh di bawah luas laut Rusia di bagian kutub utara, seperti Laut Kara (56 persen), Laut Laptev (40 persen), Laut Chukchi (35 persen), dan Laut Timur Siberia (14 persen). Es dikatakan hanya menutupi area sekitar 6,8 miliar kilometer persegi.
Para peneliti menyatakan, mencairnya kutub utara merupakan efek perubahan iklim global yang terjadi dengan intensitas bervariasi setiap tahun. Mereka juga menemukan, tahun ini es mulai mencair antara dua minggu dan dua bulan lebih awal dari biasa. Hal ini menandakan, jumlah keseluruhan es yang mencair sepanjang tahun bisa jadi lebih besar.(National Geographic Indonesia/Gloria Samantha)