Jumat, 10 Juli 2009

Bau Kemarau Mendekat


Apakah akhir-akhir ini terasa lebih dingin di pagi hari dibanding hari-hari sebelumnya? Apakah tanda-tanda hujan mulai tak terlihat lagi? Atau mungkin terlihat media tanaman cepat mengering?



kemarau

ini hanya siklus
ketika dasar sumur makin kelam
ketika nyamuk tak lagi memakai spiral KB-nya
ketika matahari mengoceh kencang sepanjang hari
ketika lidah anjing semakin panjang menjulur keluar
ketika kucing tidur terlentang
ketika asap bersilaturahmi dengan semua rumah
ketika puntung dan semak bertengkar
ketika bibi mengangkat jemuran di bawah pukul dua
ketika layangan adalah permainan terpopuler di sore hari
ketika kopi panas tak lagi laris di kedai-kedai
ketika kau berlibur ke pantai dengan si dia

dan ketika itu…
aku memutuskan semua rasa adalah nol
mematikan semua indra di tubuh
mencoba tidur seperti beruang di musim dingin
memperlambat degup jantung dan arus darah

aku memilih untuk meranggas
bukan untuk mati
hanya beristirahat sementara waktu

Tidak salah mungkin jika puisi ini mendekatkan kita pada bau kemarau yang semakin dekat.

BMG misalnya menggunakan kriteria musim kemarau sudah mulai jika pada akhir musim hujan, curah hujan tiap dekade lebih kecil dari 50 mm. Memang curah hujan 50 mm tiap dekade manfaatnya berbeda-beda. Ada yang mungkin sudah cukup untuk jenis tanaman tertentu tetapi ada kalanya masih kurang untuk jenis tanaman yang lain. Jadi untuk keperluan pertanian sangat tergantung kepada jenis tanaman yang akan ditanam demikian juga tergantung kepada tanahnya. Oleh sebab itu dimanfaatkan jasa peramalan ini untuk keperluan pertanian.
Penduduk dunia yang diperkirakan berjumlah 8,7 miliar pada tahun 2007 akan menghadapi kelangkaan air bersih. Padahal hingga saat ini, pasokan air sudah berkurang hampir sepertiganya dibandingkan pada tahun 70-an ketika bumi baru dihuni 1,8 milyar penduduk. Bagaimana dengan Indonesia? Cadangan air di Indonesia hanya mampu memenuhi 1.700 m3 per orang per hari. Angka ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan rerata cadangan air dunia, yakni di atas 2.000 m3 per orang per hari.
Permasalahan air yang dialami di seluruh dunia telah mendorong dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian perlunya upaya bersama dari seluruh komponen bangsa dan bahkan dunia untuk dengan kebersamaan memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya air secara berkelanjutan. Panen air merupakan cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau air aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk digunakan pada waktu curah hujan rendah. Panen air harus diikuti dengan konservasi air, yaitu menggunakan air yang sudah dipanen secara hemat sesuai kebutuhan.
Daerah yang memerlukan panen air adalah daerah yang mempunyai bulan kering dengan curah hujan <100 mm per bulan lebih dari 4 bulan berturut-turut, sedangkan pada musim hujan curah hujannya sangat tinggi yaitu lebih dari 200 mm per bulan. Ketersediaan air yang berlebihan pada musim hujan tersebut dapat ditampung atau dipanen untuk digunakan pada musim kemarau. Bagi sektor pertanian, panen air sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, sehingga sebagian lahan masih dapat berproduksi pada musim kemarau, serta mengurangi risiko erosi pada musim hujan. Beberapa Kiat dalam menghadapi musim kemarau:
Rorak

Rorak adalah lubang kecil dengan panjang dan lebar 30-50 cm serta kedalaman 30-80 cm, yang digunakan untuk menampung sebagian aliran air permukaan. Air yang masuk ke dalam rorak akan tergenang untuk sementara dan mengisi pori tanah. Pebuatan rorak sangat sesuai untuk daerah dengan curah hujan tinggi dengan durasi pendek dan komposisi tanah berkadar lempung tinggi yang memiliki daya serap rendah.
Saluran buntu

Saluran buntu adalah bentuk lain dari rorak yang panjangnya beberapa meter. Penggenangan air tidak boleh terlalu lama (berhari-hari) karena dapat menyebabkan terganggunya pernapasan akar tanaman dan berkembangnya berbagai penyakit pada akar
Lubang penampungan air (catch pit)
Bibit yang baru dipindahkan dari polybag ke kebun seharusnya dihindari dari kekurangan air. Sistem catch pit merupakan lubang kecil untuk menampung air untuk menjaga tingkat kelembaban tanah di dalam lubang dan di sekitar akar tanaman. Genangan pada lubang perlu dijaga, jika terlalu lama dapat menyebabkan kematian tanaman
Embung

Embung adalah kolam buatan penampung air hujan dan aliran permukaan yang dibuat pada suatu cekungan di dalam suatu DAS mikro. Selama musim hujan, embung akan terisi oleh air aliran permukaan dan rembesan air di dalam lapisan tanah yang berasal dari tampungan di bagian hulu. Kapasitas embung berkisar antara 20.000 m3 (luasan 10.000 m2 dengan kedalaman 2 m) hingga 60.000 m3. Seringkali juga ditemuai embung kecil berkapasitas 200 - 500 m3. Embung cocok dibuat pada tanah berkadar lempung tinggi karena peresapan air tidak terlalu besar.
Cek dam

Cek dam adalah bendungan pada sungai kecil yang hanya ada aliran airnya selama musim hujan, sedangkan pada musim kemarau mengalami kekeringan. Aliran air dan sedimen dari sungai kecil tersebut terkumpul di dalam cek dam, sehingga pada musim hujan permukaan air menjadi lebih tinggi dan memudahkan pengalirannya ke lahan pertanian di sekitarnya. Pada musim kemarau diharapkan masih ada genangan air untuk tanaman, minum ternak, dan berbagai keperluan lainnya.
Panen air hujan dari atap rumah
Air hujan dari atap rumah dapat ditampung di dalam bak atau Penampungan Air Hujan (PAH) yang akan digunakan sebagai sumber air bersih selama musim kemarau untuk keperluan mencuci, mandi, dan menyiram tanaman. PAH dapat dibuat dari batu bata dengan bentuk bulat atau persegi dan bersifat kedap air. Air hujan dari atap rumah dikumpulkan melalui saluran kecil (talang) yang terbuat dari seng atau plastik, kemudian dialirkan menuju reservoir.
Pemilihan tanaman

Penggunaan tanaman yang relatif tahan kekeringan akan sangat menolong untuk terus melakukan budidaya tanaman
Kolektivitas Data Iklim

Banyaknya stasiun klimatologi di Indonesia harusnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber data dalam peramalan cuaca terutama untuk mengatur sebuah database yang berhubungan dengan ketersediaan air sehingga dapat membantu dalam menentukan pola tanam.
Akhirnya kebijaksanaan kitalah yang sangat memegang peranan dalam menjaga siklus air ini sehingga dapat terus memenuhi kaidah hidrologi yang semestinya. Pekarangan kita bisa dimodifikasi dengan sumur resapan jangan semua halaman ditutupi dengan paving atau disemen luas.
GZS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar