Selasa, 16 Juni 2009

indonesia dan perubahan iklim





JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah lembaga riset di Singapura tiga pekan lalu menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara paling rentan terhadap perubahan iklim di Asia Tenggara. Sedangkan ibu kota Jakarta menjadi kota besar yang paling rentan.

Hal itu diungkapkan Arif Fiyanto, Juru Kampanye Bidang Iklim dan Energi Greenpeace, saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (26/5).

"Saat ini dampak perubahan iklim itu sudah terjadi," kata Arif.

Menurut Arif, hasil penelitian tersebut mengancam kota-kota besar di Indonesia yang 60 persennya berada di pesisir. "Yang paling terancam terhadap perubahan iklim ini adalah masyarakat kecil dan miskin," ungkap Arif.

Yang dimaksudnya adalah lapisan masyarakat nelayan dan para petani. Menurut Arif, akibat meningkatnya suhu di permukaan bumi, para nelayan semakin sulit mendapatkan ikan.

"Panas tinggi membuat terumbu karang yang menjadi ekosistem ikan rusak, akibatnya pertembuhan ikan terhambat," tutur Arif.

Sedangkan masyarakat petani kerap mengalami gagal panen karena lahan kering. Kegagalan juga disebabkan oleh kebanjiran. "Ini akibat perubahan iklim," katanya.

Kalau bicara dalam konteks yang lebih luas terkait dampak perubahan iklim di Indonesia, tambah Arif, sepanjang tahun 2008 tidak ada bulan yang lepas dari bencana. Hal lain yang muncul adalah meningkatnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria dan demam berdarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar